Plan Itin Johor Bahru

Pertengahan 2019 kemaren, saya sempat dapat tiket lumayan murah dari Surabaya ke Johor Bahru (direct flight) dengan menggunakan maskapai Airasia. Dapat tiket sekirat 2,1 juta untuk 3 orang PP untuk tanggal 19-22 Januari 2020. Tanpa pikir panjang, tiketnya langsung saya bayar dan insyaAllah kami sudah siap berangkat tengah Januari nanti. Hotel sudah saya dapatkan dengan menggunakan salah satu platform travel online untuk 3 malam, seharga 900 rbuan (termasuk sarapan) untuk kamar deluxe. Beberapa tiket wisata juga sudah saya beli (cari yang promoan) dan kami tinggal tukar uang ke MYR saja.

Tak terasa tahun 2019 sudah mau pergi dan tahun 2020 akan segera datang. Menutup tahun 2019, saya akan coba share ke semuanya plan itin kami (iya kami, karena yang akan pergi kami bertiga) ke Johor Bahru di Januari 2020. Tadinya sempat kepikiran untuk nyebrang ke Singapura (karena anak saya belum pernah kesana). Tapi setelah banyak pertimbangan, itinnya berubah dan kami akan full stay di Johor Bahru.

Untuk lebih jelasnya, berikut plan itin kami selama 4 hari 3 malam di Johor Bahru.

Itin kami di atas untuk 2 dewasa dan 1 anak-anak. Kurang tahu pasti apakah plan itin kami itu sudah pas atau belum. Intinya itin yang saya buat sudah mempertimbangan kondisi anak saya yang masih berumur 2 tahun 3 bulan saat berangkat. Jika ada masukan untuk paln itin kami, saya sangat terbuka untuk mendengarkannya.
Cukup itu saja tulisan tentang plan itin ini, semoga dapat memberikan informasi yang cukup untuk smuanya. See you at the next post…

Tokyo Trip (part-3)

Ini bagan terakhir dari cerita perjalanan kami ke Tokyo. Perjalanan pertama bagi kami bertiga ke luar negeri dan juga menjadi pengalaman pertama urus visa sendiri. Bagian ini akan bercerita 7 hari full perjalan kami ke Tokyo.

Hari Pertama: Flight Jakarta – Tokyo

Kami berangkat ke Tokyo dengan menggunakan Maskapai Japan Airlines jam 06.45. Perjalanan kami selama 7 jam di udara dan mendapatkan 1 kali makanan berat dan ringan. Sampai di Tokyo kami langsung menukar voucher kereta untuk moda transport kami selama 7 hari di Tokyo. 7 hari tsb, kami menggunakan Tokyo Wide Pas selama 3 hari (termasuk Kereta Narita Express dari Bandara Narita ke Stasiun Tokyo, Tokyo Subway 72 jam dan Skyliner dari Stasiun Ueno ke Bandara Narita).

JR Tokyo Wide Pass

Hari Kedua: Sakura Trip di Kawazu

Mengejar sakura hingga ke Kawazu. Itu yang kami lakukan untuk melihat bunga sakura. Perjalan 2 jam 30 menit dari tokyo kami tempuh dengan kereta Odoriko dari Tokyo, hanya untuk melihat bunga sakura. Bunga sakura di area Kawazu ini memang lebih cepat mekar dibanding area lain di Jepang. Saat bunga sakura mekar, ini bersamaan dengan acara Festival Bunga Sakura yang diadakan oleh masyarakat setempat. Sehingga sambil melihat bunga Sakura, banyak terdapat penjual jajanan khas Jepang. Festival nya diadakan dari tanggal 10 Feb hingga 10 Maret setiap tahunnya. Jadi buat kamu yang liburan ke jepang di sekitar tanggal tsb, bisa juga melihat sakura di area Kawazu.

Hari Ketiga: FujiKawaguchiko

Mount Fuji

Kata orang-orang, belum ke Jepang kalo belum melihat Gunung Fuji. So, berangkatlah kami ke Kawaguchiko, salah satu tempat terbaik untuk melihat Gunung Fuji. Alhamdulillah, cuaca di hari ketiga bagus. Sehingga pemandangan Gunung Fuji terlihat sangat jelas. Saat di area Kawaguchiko, kami berkunjung ke tiga tempat sajau, yaitu Kachi-kachi Ropeway, Oishi Park dan Kawaguchiko Natural Living Center. Kami juga sempat makan siang di Resto Halal India.

Hari Keempat: Ueno Park & Odaiba

Di hari keempat ini, kami memilih sekitar Tokyo saja. Mengingat 2 hari sebelumnya sudah melakukan perjalanan lumayan jauh. Dan kondisinya pada trip ini kami membawa anak kami yang berumur 1 tahun 5 bulan. Kami ke Ueno Park untuk melihat salah satu taman paling ramai di Tokyo, dimana banyak orang beraktifitas saat weekend. Beberapa pohon sakura di Ueno Park juga ada yang sudah mekar bunganya. Kemudian kami lanjut Makan Siang di Ayam YA dan sholat di Masjid Assalam. Selesai sholat, kami bergegas ke Odaiba untuk hunting barang-barang murah sambil nge-Mall dan berfoto dengan latar mini Patung Liberty.

Ueno Park

Hari Kelima: 5 Tempat Berbeda

  • Pertama : kami mengunjungi Sensoji Temple. Ini adalah salah satu temple yang sering dikunjungi oleh wisatawan asing. Saat menuju kuilnya, kami sambil mencuci mata melihat pernak-pernik khas Jepang yang dijual sepanjang jalan menuju Kuil. Ada juga kuliner khas Jepang yang membuat rasa lapar semakin terasa.
  • Kedua: Lanjut berkunjung ke Tokyo Skytree, salah satu bangunan tertinggi di dunia. Dengan ketinggian 634 m dpl, kami melihat view Kota Tokyo secara 360 derajat. Saat naik ke towernya, kami mengambil jalur by pass untuk wisatawan International dengan membayar 4000 Yen per orang tanpa antri panjang.
  • Ketiga: Shibuya. Mencoba Shibuya Crossing (penyebrangan orang tersibuk di dunia), foto dengan patung Hachiko dan membeli oleh-oleh sepatu Onitsuka titipan teman kantor.
  • Keempat: Tokyo Camii. Salah satu pusat peradaban islam di Tokyo dengan masjidnya yang penuh dengan ornamen dan seni khas Turki. Di lantai bawahnya ada Museum tentang Peradaban dan Sejarah Islam masuk ke Jepang.
  • Kelima; Akihabara. Sebagi salah satu pusat elektronik dan anime di Jepang, kami hanya cuci mata aja di tempat ini. Kami hanya sempat membeli beberapa oleh-oleh di LAOX, salah satu supermarket yang ada di Akihabara.
Kawasan Akihabara

Hari Keenam: Uniqlo Ginza dan Meet Friends

Sudah jauh-jauh ke Jepang, rasanya kurang joss jika belum berkunjung ke Uniqlo. Uniqlo adalah salah satu brand Pakaian Jepang yang sudah mendunia. Tujuan kami kesini sudah tahulah ya, pasti belanja. Kalo gak nahan-nahan nafsu, mungkin terkuras habis dompet kami. Haha.

Uniqlo Store with us

Selanjutnya kami balik ke hotel sebentar untuk istrahat dan sorenya lanjut ketemu teman di Shinjuku. Kami berangkat agak cepat untuk sekedar jalan-jalan sebentar ke area Shinjuku dan lanjut ketemu teman kuliah.

Hari Ketujuh: Packing and Back To Indonesia

Hari terakhir kami di Jepang, kami hanya memanfaatkan untuk packing dan bersiap ke Narita. Kami menuju Narita Airport lebih cepat dengan tujuan untuk mengexplore bandara ini lebih lama. Karena bandara Narita salah satu Bandara terbaik di dunia versi Skytrax. Kami terbang melalui terminal 2 dan sebelum terbang kami jalan-jalan dulu ke terminal 1 untuk kembali membeli titipan teman dan sedikit oleh-oleh. Harga di bandara ini sepertinya sama dengan harga dengan di tengah kota Tokyo.

Narita Airport

Tokyo Trip (part-2)

Itinerary Wisata Tokyo & Sekitarnya (7 hari 6 malam)

Jepang memang masih menjadi tujuan wisata favorit orang Indonesia, termasuk saya dan keluarga. Sejak awal tahun 2018, sudah berencana akan ke Jepang di bulan Oktober atau November. Sudah mulai nabung hingga agustus, tetapi rencana buyar karena ada hal penting yang harus dikerjakan. Selesai bulan oktober, mulai lagi cari-cari tiket murah. Mungkin rezeki juga sih, akhir November saya dapat tiket murah ke Jepang untuk kami bertiga. Tiket selesai, akhir januari kami buat VISA dan hanya berjarak 4 hari langsung approve. Sekarang saatnya membuat itinerary untuk rencana liburan di awal maret.

Awalnya mulai searching-searching sendiri di internet untuk buat itin, banyka versinya sampai bingung mau pilih yang mana. Akhirnya coba buka salah satu agent travel dan melihat itin yang mereka buat. Baca-baca kemudian lanjut diskusi dengan istri, akhirnya jadi juga itin kami untuk wisata Tokyo & sekitarnya selama 7 hari 6 malam. Ada beberapa pertimbangan kami dalam membuat itinerary:

  1. Kami membawa anak kami yang masih berumur di bawah 2 tahun, sehingga memilih area Tokyo dan sekitarnya saja.
  2. Karena kami ke Tokyo di awal bulan maret, musim seminya baru mulai dan akan sulit melihat Bunga Sakura. Jalan keluarnya, kami menuju satu daerah di luar Tokyo yang bunga Sakura nya mekar lebih awal dan setiap tahunnya selalu ada festival sakura. Nama daerahnya Kawazu, masuk area Semenanjung Izu Prefektur Shizuoka.
  3. Kata orang, kalo ke Jepang harus datang dan melihat Gunung Fuji. Jadilah area Kawaguchiko, salah satu daerah  terindah untuk melihat Gunung Fuji, masuk dalam itin kami
  4. Area taman di sekitar Tokyo masuk dalam itin kami, karena Jepang memiliki taman-taman cantik yang bagus buat anak kami untuk melancarkan cara berjalannya (Anak kami baru bisa jalan beberapa minggu sebelum ke Jepang).
  5. Saya orangnya suka area perkotaan, sedangkan istri suka yang kental budaya Jepangnya dan masih orginal. Jadilah kami memasukkan Area Asakusa yang ada Sensoji Temple dan Tokyo Skytree.
  6. Sisanya kami memasukkan area-area tempat belanja dan cuci mata.

Berikut gambaran umum itinerary kami saat di Jepang.

Rincian jelas itinerary kami bisa didownload disini. Gambaran umum di atas bisa jadi tidak sama dengan itin detailnya, karena kami saat di Tokyo fleksibel aja dengan jadwal yang sudah kami susun.

Gimana, jadi bingung gak? Slowly aja bro, sis! Itin ini hanya gambaran aja buat kamu. Setiap orang punya taste masing-masing, jadi gak perlu sama-sama banget dengan punya kami. Menurut kami, ada 3 hal yang menjadi pertimbangan saat pembuatan itin, yaitu transportasi, penginapan atau hotel dan tempat wisata. Dari 3 hal itu, kami rinci lagi menjadi beberapa point seperti dibawah:

  1. Siapkan dan pilih alat transportasi apa yang akan kamu gunakan selama di jepang.
  2. Setelah landing di jepang, beli semua tiket yang akan digunakan selama liburan. Jika sudah beli online, tukarkan langsung voucher yang sudah diterima sebelumnya di loket masing-masing.
  3. Sebisa mungkin cari alat transportasi dengan harga yang terjangkau dan nyaman.
  4. Pilih hotel yang dekat stasiun, jadi kita bisa jalan kaki aja ke stasiun. Sambil lihat-lihat gedung-gedung di Jepang yang tertata rapi.
  5. Kalo bawa anak yang masih kecil, lebih baik cari kamar atau apartemen yang private. Jadi anak kita bisa lebih leluasa bermain saat di hotel.
  6. Usahakan memilih hotel/apartemen yang ada fasilitas Laundry dan dapur, lumayan untuk meminimalkan membawa baju karena kita bisa mencuci baju sendiri saat di hotel serta bisa masak sendiri (irit uang makan).
  7. Cari tempat wisata yang murah, bahkan kalo bisa gratis. Alat transportasi di Jepang terkenal dengan harganya yang mahal, jadi kalo bisa imbangilah dengan mendatangi tempat wisata murah bahkan gratis.
  8. Masukkan daerah wisata yang akses transportasinya mudah dan dekat stasiun, jadi tidak perlu ada tambahan biaya transportasi lagi. Usahakan semua tempat wisata yang akan kamu datangi, sudah terkoneksi dengan alat transportasi yang sudah kamu pilih di awal
  9. Terakhir, jangan lupa masukan tempat-tempat belanja murah dalam itin kita, hehe.

Tokyo Trip (Part 1)

Tak terasa, 3 tahun lamanya blog ini mati suri. Awal membuat blog pengen melatih tangan untuk belajar menuangkan ide yang ada di kepala dalam bentuk tulisan. Tapi sejak selesai kuliah dan masuk ke dunia kerja, rasa-rasanya gak punya waktu lagi buat update tulisan di blog. Sekarang mencoba untuk membangun kembali niat menulisnya, dengan mengawali cerita liburan kami. Kenapa saya bilang kami? Karena saat ini Alhamdulillah saya sudah tidak single lagi. Sudah menjadi suami Yeni Rahmawati sejak 29 januari 2017 dan menjadi seorang ayah bagi Gendis Maheswari Putri Mangantjo (lahir 19 Oktober 2017).

Perjalanan kami pertama kali bisa dibilang luar biasa, mengajak Gendis travelling dan langsung ke Luar Negeri, Tokyo. Sebenarnya sudah sering Gendis diajak jalan walaupun dalam negeri aja, seperti saat ikut Ayahnya mudik ke Luwuk (Sulawesi Tengah), Makassar (perjalanan pertama Gendis ke Sulawesi) dan Bandung (berkunjung ke Almamater bapak & ibu nya).

Visa Single Entry Jepang

Perjalanan kami ke Tokyo bisa dibilang rada beruntung juga sih. Iseng cari-cari tiket di salah Online Travel Agent (OTA), eh ternyata dapat sedikit murah ke Jepang. Total 8,4 juta PP untuk kami bertiga dengan menggunakan Masakapi Japan Airlines (full service dong, hehe). Tiket sudah di tangan dan sudah dikonfirmasi oleh pihak maskapai, sekarang saat nya pembuatan Itin. Pembuatan Itin ini nanti akan saya share di tulisan lain, untuk sekarang saya mau bahas proses pembuatan VISA jepang dulu. Karena paspor kami bertiga masih paspor biasa, jadi harus bikin VISA reguler. Jika paspor kalian udah e-paspor, lebih enak lagi tuh. Langsung aja datang ke Kedubes atau Konsulat Jendral Jepang untuk mendaftarkan e-paspornya dan langsung dapat Visa Waiver dengan masa berlaku selama 3 tahun. Keren gak tuh, haha.

Oke langsung aja yak ke cara buat VISA Reguler nya. Ada beberapa syarat dokumen yang dipersiapkan:

  1. Minimal masa berlaku 6 bulan dari tanggal kembali ke Indonesia lagi
  2. Formulir permohonan visa dan Pasfoto 6 bulan terbaru (4.5cmx4.5cm) tanpa topi dan bayangan.
  3. KTP (asli dan fotokopi)
  4. Fotokopi KK
  5. Fotokopi Kartu Mahasiswa atau Surat Keterangan belajar (mahasiswa S1 di Wilayah ASEAN).
  6. Bukti pemesanan tiket pesawat pulang-pergi.
  7. Jadwal perjalanan rinci sejak masuk hingga keluar jepang
  8. Fotokopi dokumen yang bisa menunjukkan hubungan dengan pemohon, seperti KK, Akte lahir, Buku Nikah (Bila pemohon lebih dari satu).
  9. Fotokopi bukti keuangan, seperti rekening Koran atau buku tabungan 3 bulan terakhir (bila penanggung jawab biaya bukan pemohon, maka harus melampirkan dokumen yang dapat membuktikan hubungan dengan penanggung jawab biaya).

Yes, itu doang syaratnya. Gak ribet kan? Pasti gak ribet kalo kamu nyiapinnya dengan ikhlas karena niat mau jalan-jalan juga. Haha. Ingat ya, itu berlaku untuk VISA Single Entry, untuk yang multiple saya gak akan share disini, karena saya belum pernah nyoba (first time ke jepang kan harus single entry dulu, hehe). Kalo udah pernah nyoba apply multiple, ntar saya share juga disini.

Selesai nyiapin semua persyaratan, udah langsung aja datang ke Kedubes atau Konsulat Jendral Jepang sesuai wilayah Yuridiksimu. Cek di web kedubes jepang ya wilayah yuridiksimu, karena setiap provinsi punya wilayah yuridiksi masing-masing. Mau tahu provinsimu apa? Cek di KTP ya, karena KTP yang menentukan wilayah Yuridiksimu dimana. Karena saya KTP Malang, maka saya apply Visa nya di Konjen Jepang di Surabaya.

Datang ke kedubes dan langsung izin ke satpam ya. Bilang mau permohonan visa, nanti kamu disuruh titip semua barang-barang elektronikmu (HP, Hardisk, laptop dll). Terus masuk ke pintu scanner, jika lolos nanti langsung masuk ke ruang loket permohonan visa. Langsung ambil nomor antrian dan jangan bengong doang. Pas dipanggil nomormu, maju ke loket dan setor berkas. Berkasnya dicek satu-satu sama petugas konjen nya. Jadi harap didengar dan diperhatikan baik-baik semua yang dikatakan petugasnya.  Jika berkas lengkap, akan diberikan tanda terima untuk pengambilan paspor. Waktu proses pemberian VISA jepang selama 4 hari kerja, hari permohonan dihitung hari pertama. Paspor yang sudah tertempel VISA juga bisa diambil oleh orang lain, teman atau keluarga. Dengan catatan harus membawa tanda terima pengambilan paspor. Saat pengambilan, kamu harus bayar biaya pembuatan VISA nya. Saat saya ambil paspor yang sudah ada VISA jepang nya, biaya saat itu Rp 360.000. Biayanya selalu diupdate per tanggal 01 April tiap tahunnya (cek disini). Jadi sering-sering cek web nya ya buat lihat harga pembuatan VISA-nya. Ow ya, kalo pengajuan visamu ditolak oleh pihak Kedubes atau Konjen Jepang, kamu gak perlu bayar. Jadi gak akan rugi, kan lumayan 360 ribunya :D.

Jika paspor sudah ada VISA Jepang nya, maka kamu sudah siap ngetrip ke Jepang. Selamat liburan….

Some picture by me

Ini ada beberapa foto yang saya ambil dengan menggunakan kamera HP. Kedepannya mungkin akan banyak postingan foto hasil keisengan jepret sana jepret sini

IMG_20160129_192149IMG_20160129_07231720160112_084747IMG_20160217_064344IMG_20160125_164613

Yah, semua serba langit. Karena memang saya baru tahu, ternyata memotret langit memiliki kepuasan tersendiri. Dan langit pun punya karakteristik yang bermacam-macam. “I am skylover”